Monday, January 4, 2010

Rencana & Resolusi 2010

Apa bedanya rencana dan resolusi?
Hmm...buat saya, rencana lebih mengarah ke suatu pencapaian yang sifatnya fisik. Sedangkan resolusi lebih mengarah ke pencapaian yang sifatnya personality. Bener ngga sih? Well...ini asumsi pribadi aja sih ya! 

Jadi, taun 2010 udah mulai. Kaleidoskop udah berhasil disusun. Walapun pacar bilang Kaleidoskop saya kurang detail, tapi @ least Kaleidoskop itu udah membantu saya main jet coaster ke sepanjang tahun 2009, menilai, menimbang, dan introspeksi diri dari kejadian-kejadiannya.

Hmm...taun 2010 ini? Rencananya saya pengen lebih aktif nulis, dan menghasilkan tulisan yang bukan cuma cuap-cuap curhat. Saya rencananya pengen bikin satu blog baru yang isinya review-review saya untuk film dan novel2. Hmm...ini ngga susah, cuma tinggal keinginan yang lebih kuat dari sebelumnya.
Taun ini juga saya pengen bener-bener nabung. Harus kenceng nih nabungnya. Saya dan pacar punya keinginan yang sama, tapi kita sama-sama terbentur masalah kemapanan dan kemandirian finansial. Memang, bukan itu yang nomor satu, tapi kita berdua ngga mau membutakan diri tentang ini. Memang, money talks. Jadi, saya harus nabung. Untuk apa? Belum jelas, yang pasti untuk banyak hal. Paling tidak saya harus mulai memikirkan ini lebih serius, harus mulai mengambil langkah. Walaupun sedikit sedikit, tapi yang penting ada. 

Saya dan pacar, harus punya tempat tinggal. Well, ngga mungkin yaa kita mau tinggal di Pondok Mertua Indah. Karena mau ditaro dimana?? Haduuuh...plis deh! Jadilah kita berdua ini mulai berpikir untuk mencicil sesuatu. Tentang mengontrak rumah, itu udah jauh kami buang. Karena ini ngga efektif. Pacar mengusulkan untuk mencicil apartemen bersubsidi. Dengan cicilan 800 ribuan per bulan. Saya lebih setuju kami mengajukan KPR untuk ini. Lebih worthed, dengan yang akan kami dapatkan nantinya. Kira-kira 15 atau 20 taun kedepan! Haduuuhh??!! Lama ya...
Tapi rencana yang ini bener-bener baru planning. Belom bisa dimulai, karena saya dan pacar kepentok 2 hal. Uang muka, dan status sebagai karyawan outsourcing. Akan susah berurusan dengan Bank dan hal hal semacam itu kalo ngga ada jaminan pekerjaan tetap. Jadi, planning awal tahun ini adalah mencari pekerjaan lain yang lebiih baik, dengan status karyawan tetap. Untuk memudahkan langkah selanjutnya. Mudah-mudahan ada rejeki untuk kami. Amiin.

Lalu, saya ingin mulai nabung sedikit-sedikit, karena nanti pun ya jika sudah tercapai untuk punya rumah itu, tentunya harus diisi bukan? Jadi, saya harus mulai melirik-lirik perlengkapan rumah tangga, sedikit-sedikit, sesuai nasehat my mom...

Terakhir, untuk akad dan acara sesudahnya. Perlu biaya juga bukan yaaaa....?! Walaupun saya udah mewanti-wanti mamah dan bapa untuk ngga pengen acara heboh ribet dan macem, tapi tetap akan perlu biaya. Saya dan pacar cuma mau akad, dan syukuran, hanya untuk keluarga dan kerabat dekat aja. Temen-temen yang akan saya undang pun kayaknya ngga lebih dari 50 orang deh? Memang temen deket saya ngga banyak kok. Saya rasa pacar pun juga gitu. Karena setau saya, teman-temannya banyak udah nyebar sana sini, merantau jauh, dan kalaupun banyak, itu adalah 'mainan-mainan' nya semasa muda! Haduuuhh?? Ngga usaaah ya pacar kamu undang yang gitu2aaann...
Mamah bilang, ini urusan orang tua sebenernya, dan pihak lelaki. Tapi saya merasa berhak menentukan konsep acara kan ya? Dan saya ngga mau repot. Saya dan pacar ngga suka repot2. Kalaupun ada rejeki lebih, saya lebih suka menggunakan kelebihan itu untuk bekal awal berumah tangga, atau bulan madu berbackpacking ria bersama pacar. Hahahaa... Dan, saya tau persis bagaimana kondisi finansial keluarga ini! Wokay.... Dan lalu saya juga ngga mau membebani pacar dengan ini. Lebih baik dia memikirkan yang lain. Masih banyak juga yang harus dia pikirkan. Contohnya, beban yang harus dia tanggung tentang adik-adik dan ibunya.

Huwaaaaa...betapa jauh rencana saya tentang ini???? Kalau baca Kaleidoskop 2009 saya, sulit dipercaya kan? Mengingat bulan Januari taun lalu saya baru benar-benar menapaki dunia kerja yang sebenernya. Baru ketemu pacar dalam situasi awkward itu. Dan pertengahan taun lalu, saya baru mengambil keputusan untuk mengikuti kata hati. Dan dengan situasi ini itu, saya memilih untuk ngga dulu terikat komitmen. Jengah dengan embel-embel di dalamnya. Itu benar kok, itu jujur, memang itu yang saya rasakan. Bayangkan, dengan saya yang masih dibayangi masa lalu, dan pacar yang masih terikat janji dan balas budi, apa yang bisa saya harapkan dari sebuah ikatan dan komitmen???
Tapi sekarang, setelah semua lebih jelas. Setelah saya dan pacar mengikat diri, walaupun tanpa pernah ada kata "Kamu mau jadi pacar aku?" terucap dari dia, tanpa pernah ada tanggal anniversary untuk dirayakan, saya meyakini dialah orangnya, yang saya yakin saya inginkan untuk jadi imam saya kelak.
Kenapa bisa? Sikap dan pembawaan pacar yang meyakinkan saya. Di awal saya takut. Dan trauma dengan pemujaan kepada seseorang. Itu kelemahan saya, ketika udah ada rasa sayang, sepenuh hati dia akan saya puja. Lalu ketika ada benturan yang tidak bisa diselesaikan, kepemujaan itu luruh ngga bersisa. Saya ngga mau seperti yang udah-udah. Awalnya saya berpikir untuk menjaga jarak, mengendap rasa. Saya senang dengan ikatan yang samar-samar dengan pacar, karena saya lebih bisa bergerak bebas, ketika nanti ada benturan yang ngga bisa kami atasi, atau saya atasi. Itu awalnya...
Tapi, bagaimana cara pacar mendekatkan diri dengan keluarga saya. Bagaimana dia memperkenalkan saya dengan dunia yang sebenarnya. Bagaimana dia menunjukkan kedewasaan pola pikir dan sikap. Bagaimana dia memperlakukan saya. Semuanya, membuat saya yakin, ini imam saya. Saya akan selalu di tuntun sama dia. Seperti yang saya mau. Bukannya berjalan beriringan, atau malah menuntun. Saya mau dituntun. 
Lalu respon mamah dan bapa pada dia, respon adik-adik pada dia, membuat saya yakin. Memang dia yang akan fit dengan mereka, seperti saya. Mamah ngga perlu khawatir akan menjadi 'jauh' dengan saya nantinya, karena pacar ngga akan 'menjauhkan' saya. Ais ngga perlu khawatir akan kehilangan kakaknya, karena pacar ngga akan membiarkan saya melupakan si bungsu itu, sama seperti saya ngga akan membiarkan dia menelantarkan adik-adiknya. 

Keinginan, dan rencana-rencananya, membuat saya melompat jauh ke depan. Memikirkan ini itu yang awalnya masih jauh dari pikiran saya. Saya rasa memang ini pun masih jauh dari realisasi sebenernya. Cuma keinginan dan harapan, ingin tercapai akhir taun ini atau pertengahan 2011, tapi itupun dengan keajaiban. Hahahaa.. Tapi kami berdua harus mulai dari sekarang kan? Karena sejujurnya, saya pun ngga pengen lama-lama, pacar!
Langkah pertama kami adalah, memapankan diri secara finansial. Dengan mencari pekerjaan yang lebih baik. Jadi kami bisa memenuhi kebutuhan berumah tangga nantinya, tanpa harus mengurangi yang sudah pacar jalani sekarang. Maksudnya, pacar ngga harus mengurangi setorannya ke rumah, dan syukur2 bisa nambahin. Untuk mamah dan adik-adiknya. Sampai nanti saya jadi istrinya pun, saya ngga keberatan kalau ritual akhir bulan ini tetap jalan terus kok pacar! Saya juga sayang sama mereka, sama seperti kamu.
Bersama pacar, rencana-rencana tentang menikah ini ngga cuma jadi mimpi di awang-awang seperti yang sudah-sudah, bukan cuma luapan emosi untuk selalu bareng-bareng, dan saling ada kapanpun perlu, butuh, dan mau. Bukan cuma itu. Dia membantu saya untuk memandang keinginan ini dengan lebih realistis. Makasih pacar!

Hmmm....review sebentar! Rencana 1: Tentang nulis, rencana 2: Tentang nabung, untuk nikah! Wew... dan saya harus nabung, karena saya ngga boleh IMPULSIF lagiii!! Haduuuh...saya harus mengendalikan napsu jajan dan blanja blanji ngga penting ini!! Harus lebih pinter manage keuangan.

Terakhir, tentang pekerjaan. Rencananya, pertengahan taun ini paling lambat, saya dan pacar harus udah lulus dari Infomedia. Ayo semangat pacar!

Ituu rencana-rencana di 2010. Lalu apa resolusi saya? Saya hanya ingin lebih sabar, ngga ceroboh, lebih dekat sama Allah SWT, lebih hati-hati dalam bertindak, dan bersikap. Saya belajar dari yang sudah-sudah. Pola pikir dan pandangan saya berkembang. Walaupun untuk sebagian orang, saya tetap di anggap ngga belajar dari kesalahan, tapi kesimpulan saya adalah: Hasil pembelajaran saya ngga sesuai dengan apa yang mereka harapkan, jadi akhirnya saya salah. Maaf kalo gitu ya, tapi saya tau kepala saya lebih berisi sekarang.

Ngga banyak sebenernya rencana dan resolusi saya di taun 2010. Saya memang ngga mau banyak dan ngoyo. Sedikit, tapi akhir taun nanti saya bisa tersenyum ketika membuat kaleidoskop-nya. Amiiinn...

Love,

Del_gadis

Bitter & Sweet 2009...(Sebuah Kaleidoskop)

Desember, 2009

Di awal bulan ada cerita tentang saya dan pacar yang jalan-jalan ke Ciwidey (02 Desember 2009). Sebuah kado ulang taun yang takkan lekang oleh waktu. Sebuah kado ulang taun yang tak berwujud, tapi ia tanam dalam kenangan. Pacar tau kenangan saya kuat dan tak mudah luntur. Dan disanalah ia menyerang saya. "Pacar, kamu pinter!!"
Saya merasa tidak pede (LAGI) dengan tulisan tulisan saya akhir-akhir ini. Merasa belum pantas di publikasikan, tapi disinilah ajang saya latihan untuk menulis, untuk pede. Jadi, jalan terus del! Keep on writing...

November, 2009

Banyak kejadian bersejarah November ini. Cocok menjadi Sweet November untuk saya. Tanggal 1 November 2009, saya jadi korban tabrak lari, motor baru pun udah dapet oleh-oleh dari hasil kissing nya dia sama pantat mobil bak. Memaki innova sialan itu pun ngga guna. Huh... Tanggal 22 November 2009, adalah hari paling mendebarkan sepanjang usia. Karena disini saya diperkenalkan sebagai calon istri seseorang, bukan cuma sebagai pacar. Hari ini bukan hanya Milda's big day, but also my big day! yahuuuyy!!...Hahhahaa... 
Bulan ini saya menjejak angka 23, tepat tanggal 28 November 2009. Dan saya pun menangislah. Menyesali waktu-waktu yang saya lewati begitu saja, tanpa jejak. Menyesal karena belum menghasilkan apa-apa untuk dibanggakan. Saya sedih, jatah saya di dunia sudah dikurangi lagi satu tahun. Semoga perjalanan menuju 24 lebih baik, dan tanggal 28 November 2010 tidak lagi ada sesal.
Kado ulang tahun dari pacar datang bertahap-tahap. Dini hari tanggal 28 November 2009, saya mendapati sebouquet mawar cantik di laci meja kerja. Lalu tanggal 30 November 2009, pacar menculik saya, dan tau-tau saya udah ada di Garut. Well done pacar, kamu berhasil mengejutkan saya!! \(^_^)/

Oktober, 2009

Jalan-jalan lagiiii bersama pacar. Kali ini dia mengajak saya ke sebuah tempat yang ada dalam novel. Ia mewujudkan imajinasi saya bersama tokoh-tokoh di novel itu, menghidupkan karakter-karakternya. Desa Cimenyan namanya, tempat yang udah lama sekali ingin saya kunjungi. Terimakasiih pacar.
Bulan ini juga saya mulai bergerak lagi untuk apply kerjaan. Tempat saya bekerja sekarang ini bukanlah tempat yang tepat untuk settle down dan menata masa depan.

September, 2009

Saya sadar, banyak sekali waktu yang saya buang-buang percuma. Dengan bengong, diem, day dreaming. I need to make it up, semua yang cuma ada di kepala selama ini. Banyak rencana-rencana yang belum terlaksana, ribet sama urusan hati, terbentur rasa yang ngga jelas dan ini itu lainnya. Mudah2an taun ini bisa tercapai, setelah saya sudah settle dalam urusan hati.

Agustus, 2009

Adalah bulan kejenuhan yang amat sangat. Bulan dimana saya takut menghadapi kertas kosong, karena saya ngga tau mau nulis apa, sementara banyak hal seliweran dalam kepala, tapi ngga mampu menuangkannya. Ini sungguh menyesakkan. Nulis, selembar kertas kosong, dan pena adalah sahabat-sahabat saya di kala susah dan senang. Pelarian saya. Dan saya nyaris gila ketika pelarian itu tak lagi bisa mengobati rasa, tak lagi bisa melenyapkan lara. Thank God, ini cuma sementara ternyata, mungkin memang ada masanya. Sekarang udah kembali seperti sedia kala

Agustus ini juga bulan dimana saya menyadari absurditas yang saya alami berbulan-bulan terakhir. Karena saya ngga jujur sama diri sendiri. Dan saya berhasil mengungkap alasan dibalik keputusan saya untuk pergi dari Agung, teman dan pasangan saya 4 taun terakhir ini. Intinya adalah, karena paradigma dan pendewasaan saya tentang hidup, tentang hubungan laki-laki dan perempuan, tentang pernikahan, sudah berubah. Dan paradigma baru ini memandang saya dan 'caya sebagai ikatan yang kekanak-kanakan, jauh dari matang. Dan sekarang setelah hari demi hari berlalu, semakin jelas paradigma itu menghantam hubungan yang tertaut 4 taun ini. Kebersamaan yang hanya didasari kebutuhan untuk saling ada, sama-sama, setiap hari. Untuk saling memperhatikan, saling memanjakan. Tapi ikatan ini sama sekali ngga mempertimbangkan faktor lain dalam hidup. Kehidupan yang terikat sakral. Saya dan 'caya ngga mempertimbangkan itu. Kemandirian, dalam hal finansial, sandang, pangan, papan, dan mentalitas.. Dan tulisan-tulisannya, kata-katanya, saya tau Agung pun belum sampai ke tahap itu. Yang dia pikirkan adalah, saya ada untuk dia, bersama dia, kapanpun dia mau. Embel-embel di balik itu? Entah ada atau tidak di benaknya. Karenanya saya bilang, restu orang tua saja tidak cukup untuk membina sebuah pernikahan. Kemandirian-kemandirian itu belum ada. Saya perlu seseorang untuk menuntun saya menuju kemandirian itu. Dan bukan yang melangkah bersama menemukannya.
Paradigma baru ini yang berbeda, yang membuat saya memilih pergi. Karena saya maju lebih dulu, dan dia tidak bisa menerima ini, paradigma saya. Akhirnya saya adalah salah. Oke, itu intinya alasan saya, yang akhirnya merembet jadi muncul ketidaknyamanan2 yang lain. Better be separated, that's the point!

Agustus 2009 juga proses dimana saya dan agung untuk saling melepaskan diri. Susah, berat, sangat. 4 tahun bukan sebentar, dan bukan hal sepele juga. Tapi keinginan saya kuat, karenanya saya yakin pasti bisa. Kekhawatiran-kekhawatiran ini akan pudar dengan sendirinya. Hanya masalah waktu. Pun juga dengan dia. Hanya perkara waktu. Tapi jangan harap nama dan kenangannya akan hilang. Karena hati saya adalah ruang tanpa dimensi, yang mana material di dalamnya bergerak bebas. Banyak yang masuk, tapi tak kan pernah keluar. Kekuatan kenangan dan ingatan bergantung dari besar kecilnya serpih yang masuk ke dalam dimensi itu. Jadi, mereka-mereka dari masa lalu saya pun tak kan pernah hilang. 

Juli, 2009

Ada jalan terang disini, untuk harapan-harapan saya! Walau belum masih boleh berharap!!..

Juni, 2009

Life is never flat, kayak Chitato. Itu yang saya bilang, itu yang saya rasakan tentang hidup saya. Idup yang saya jalani, dengan gambling, bermain-main di bibir jurang perasaan. Bahagia sekaligus siap sakit hati, berjalan beriringan dari hari-hari. Membuat hati saya seringkali melompat-lompat ngilu. Perasaan saya sering ada di titik ekstrem yang berbeda dalam hitungan detik. Marah, sedih, senang, takut, dsb, dsj, dst.

Mei, 2009

Saya merasa tidak waras. Saya merasa lelah, dan ingin berhenti berlari. Tapi harus terus berlari, karena impian saya masih jauh. Saya harus menggapainya. Dan Alhmd, sekarang saya sudah sampai di setapak bahagia saya. Tinggal menata kerikil dan ilalang di sepanjang jalannya, agar nyaman bagi kami berdua. Saya dan dia yang saya inginkan.

April, 2009

Lama ngga berkisah, karena kesibukan ini itu. Saya kangen sekali sama blog saya satu ini. Situasi hati semakin absurd disini. Ketika saya menyadari sekeping puzzle yang saya mau, yang akan melengkapi kekosongan ini, ternyata milik seseorang. Seseorang yang saya kira tak punya kepingan lain seperti saya. Saya punya banyak sekali, tapi saya mau yang dia pegang. Punya dia satu-satunya. Boleh saya serakah?
Disini juga ketahanan mental saya di uji lagi. Finding The One ditolak Gagas. Kecewa sekali, sempat ingin mogok menulis, tapi ngga sanggup. Bahkan untuk sekedar memikirkannya. Pacar saya sekarang lah yang ketika itu ada untuk mendampingi dan menyemangati. Makasih, untuk membuat saya tetap menulis...

Maret, 2009

Ulang taun 'caya...justru adalah waktu dimana saya menghilang. Dimakan kejenuhan, dan keengganan untuk menjalin kontak. Diary agung penuh sekali bulan maret ini. Berisi kemarahan-kemarahan dia, keluhannya, kerinduannya, harapan-harapannya, sakit hatinya. Setelah punya cukup kekuatan, saya jadi semakin tau bahwa keputusan saya ini sungguh menyakiti dia. Tapi saya harus, karena saya ngga mau lagi menipu diri. Saya ingin mengikuti kata hati, pemikiran, dan keinginan saya. Toh, pemikiran saya ngga salah buat sebagian orang. Hanya buat Agung dan sebagian orang di sekelilingnya lah saya menjadi salah.

February, 2009

Saya minta maaf lewat puisi disini. Kepada agung, karena tidak menjaga hati saya dan malah mencintai orang lain disaat yan tidak tepat. Kepada seseorang bernama ratna, karena saya mencintai milik dia satu-satunya. Tapi salahkah saya ketika itu juga yang dia rasa? Saya rasa tidak. Tapi tetap saya minta maaf, untuk cinta. Saya ngga ngoyo, saya ngga menuntut paksa, saya memilih untuk menunggu, sampai ada jalan dan pertanda, untuk cinta yang baru meresap masuk ini.
Well, ini bulan adaptasi, saya dan temen-temen Batch68 mulai masuk minggu pertama online. Huwaaaa....it's hard to describe! Hehehe...

Januari, 2009

Bulan kejujuran. Untuk sebuah rasa yang saya pendam berbelas-belas taun. Untuk temen kecil, teman ketika masih SD! Hahhaahhaa..baru setelah hampir 14 taun saya berani jujur...waakkss! 14 taun memendam rasa, jangan tanya apa rasanya. 
Absurditas itu mulai terasa, ketika saya bertemu seorang bernama Yuman Darmansyah. Ketika saya dan dia mulai sama-sama menyadari ada yang aneh di antara kami, tak bisa mengelak, tapi tau bahwa ini salah. Ketika saya mulai berjarak dengan Agung. Ketika saya mulai masuk dunia kerja, penilaian tentang hidup tak lagi sama. 
Mentalitas saya lagi-lagi di uji dengan penolakan dari Bank Mandiri. Huwaaaa...ngga jadi saya kerja disana! Hiks... Well, tapi toh ada berkah lain.

Hmm......coba baca lagi. Taun ini isinya absurditas dan masalah percintaan. Baru di akhir-akhir taun saya bisa menikmati rasa. Menikmati hidup dan beban, ditemani seorang yang saya mau. Taun ini saya menyakiti 2 orang, dengan keinginan, cinta, dan keputusan saya. Tapi inilah saya, saya lebih suka menyakiti kalian daripada membohongi diri saya sendiri. 

Inilah taun 2009 saya, semoga taun 2010 akan jauh lebih baik. Karena lebih banyak mimpi dan cita-cita di taun ini. Amin.

Let's bygones be bygones
Let's see what the future brings for us...

Love,

delenagadis

Friday, January 1, 2010

Lucky Number 10

hmmm...Lucky number 10 Lucky number ten??
weird enough people, isn't it? Ngga apa-apa lah yaaa, karena gw perlu Dewi Fortune dan keberuntungan lebih banyak taun ini. Karena cita-cita gw taun ini agak menggila.


Well, this is it, another year to begin. Hm...taun baru, membuat memory gw loncatloncat mengenang yang terlewat setahun terakhir, yang terjadi setahun kemarin, dan yang akan gw jejak besok besok.
Taun 2009 adalah taun pembelajaran bwt gw. Banyaaaakk hal yang gw pelajari, dan akhirnya membuat gw lebih berani. Itu intinya. Gw berani membuat keputusan, dan akhirnya bisa mulai berpikir sebodo amat dengan tanggapan orang lain.
Taun 2010 adalah taun dimana gw ingin mulai settle di beberapa hal idup gw, setelah pembelajaran yang sebanyak itu sepanjang tauun kemaren, brarti taun ini adalah taun perbaikan, dimana gw harus mulai bisa menerapkan apa yg gw pelajari.
Taun 2009 juga adalah taun penyesalan, karena disini gw mulai banyak menyesali tentang idup gw hampir sepanjang 23 taun yang ternyata belum menelurkan apa-apa yang berguna. Banyak yang terjadi, dan gw lewatkan. Gw bertahun-tahun kebelakang ngga aware dengan masa depan dan beban gw, baru tahun 2009 inilah mata gw kebuka.
Berarti tahun 2010 ini taun perbaikan juga, gw ngga mau di ulang taun gw ke 24 taun depan gw menyesal dan nangis lagi kayak kemaren. kalo bisa sih udh berstatus istri seseorang! wkwkwkw...

Hmm....rincian cita2 dan resolusi nya nyusul ya peeps,
diikuti dengan kaleidoskop 2009 gw...


Yahuuuyyy...Happy New Year...


DelenaGadis... \(^_^)/