Monday, March 10, 2014

Ini SENINku...

Tingkah Nana kemaren itu rasanya bikin pengen jedot-jedotin pala ke tembok, atau jambak-jambak rambut sendiri. Ya rewelnya, cengengnya, ngeyelnya... Subhanallah...

Diakhiri dengan ngajak ribut ambu nya pas jam tidur. Dan tidurlah dia, dengan ngadep tembok, masih sesenggukan krn abis nangis. Ambu nya pun tidur dlm keadaan kesel binti gondok

Pagi tadi Nana bangun tiba-tiba nangis kejer entah kenapa, sakit hatiiiii bgt kayaknya. Awalnya nggak ngerti ini anak kenapa. Tapi lama-lama nyadar, ini kayaknya masih kebawa ribut semalem. Lalu si bocah saya gendong, dipeluk, diusapin, sambil ambunya minta maaf.

AJAIB....
Abis itu tidur lagi lah dia, nyenyak pula...

Emang ya, kalo udh marahin anak itu yang ada MENYESAL banget. Nggak ada lagi resep paling ampuh selain SABAR..

With a bunch of guilty,

Del

Sunday, July 7, 2013

Ngomong-ngomong soal rasa...

Masih belom bisa tidur, dan udah paling pas ya ngoceh disini. Tempat buang isi otak. Daripada ngoceh di TL dan nyampah...kan ganggu.

Mendadak kepikiran, kalo laki gw masih rajin bacain blog ini kayak dulu, jealous nggak ya dia liat gw ngucapin selamat ulang taun disini... Lagian dia sih nggak pernah nunjukin. Ya bagus sih, jadi nggak perlu ribut2 nggak penting. Antra dia emang cuek, atau sudah sangat mengerti gw.

Yap, seperti yang uda pernah jg gw tulis, hati gw adalah sebuah ruangan 4 dimensi yang luasnya nggak terbatas. Banyak orang bisa masuk kesana, tapi nggak akan ada yang bisa keluar. Ada yang cuma berupa serpihan, sampai gw nggak lagi ingat detailnya. Tetap ada, cuma kapasitas ingatan saya yang terbatas.

Ada yang berupa bongkahan. Beberapa yang melekat jelas detailnya.

Dan jelas beberapa lagi yang memenuhi sebagian besar ruangan. Ya kamu, suamiku, lalu ada nana, dan keluarga.

Bongkahan-bongkahan itu nggak mungkin saya lupa. Waktu dulu saya berkomitmen dan menyerahkan jiwa raga sama pacal, saya cuma minta satu hal sama dia...

"jangan minta aku ngelupain masa lalu...."

dan kita sepakat.

kenapa?
satu, karena itu nggak mungkin. Yang ada nantinya adalah kita bohong. bohong sama pasangan dan terlebih adalah bohong sama diri sendiri...
dua, karena saya pernah banyak belajar dari mereka. tanpa mereka saya nggak akan menjadi seperti sekarang ini.

bongkahan-bongkahan itu, menjadi semacam pengingat, tentang betapa banyak yang telah saya lalui. Dan saya inginkan, adalah mereka bahagia.

Seperti saya bahagia dengan keluarga kecil saya.

Itu saja,
cukup...

Love,
Del...

Seribu Alasan

Ada seribu alasan, kenapa saya nggak doyan begadang. Lebih mendingan dikata kebluk daripada harus ngalamin insomnia dan melek di pagi buta begini...

Absurdnya malam ini dimulai gara2 mimpi superaneh, dimana saya, luna maya, dan ardina rasti ngebom sebuah bus di gedung sate. terus udahanya kita ketangkep dan lalu kabur, kejar2an deh. cape... saya bangun ngos-ngosan. sial... tidur macam apa pula itu? nggak nikmat. hih.

Nah dari sana akhirnya saya kebangun dan nggak bisa tidur lagi.

Rasanya saya udah pernah cerita deh, kenapa saya nggak suka kebangun tengah malem. Iya, saya nggak suka karena selalu keinget sama hal-hal yang bikin nggak enak. Yang udah lalu, yang sekarang, ato yang belom kejadian.

Malem ini teringat sama diri saya yang gini-gini aja. Yang nggak ada perubahan, nggak ada prestasi membanggakan, nggak ada pencapaian apa-apa. Hiks...sedih ya! Padahal waktu luang saya banyak, tapi kebentur sama.......males.......

Udah kayak penyakit deh tuh. Andai aja obatnya bisa segampang beli di apotek.

Kalo mood jelek nya nongol dan malesnya kambuh, udah, jangan harap bisa ngerjain sesuatu yg produktif deh sepanjang hari, mau kerjaan banyak sgimana jg tetep gakan saya sentuh.

Penyakit......

Aaaaaargh...
dan lalu teringat keinginan saya yang banyaaaaaaaaaakkk sekali.

*sing*
aku ingin begini
aku ingin begitu
ingin ini
ingin itu
banyak sekaliiii....

Yang semuanya itu sebenernya motifnya sederhana. Cuma ingin membahagiakan keluarga. Mamah Bapa dan Adik2. Lalu membahagiakan nana, dan suami....

Ah...betapa tinggi khayalan saya. Sementara saya nggak tau gimana cara menggapainya. Rasanya jauuuuuh sekali. Akhirnya saya minta sama Yang Maha Tahu....

Balik lagi ke masalah bangun tengah malem. Lagi bengoooong, tau tau sadar sekarang udah tanggal berapa.

Saya benci kenapa ingatan saya begitu kuat tentang tanggal. Dan lebib benci lagi kenapa begitu kuat keinginan saya untuk mengucap. Padahal nggak lagi ada gunanya. Sigh.

Oh Well,
Selamat Ulang Tahun, Beruang Kutub...
Semoga bahagia selalu menyertaimu.

Love,

Del...

Saturday, June 22, 2013

Gara-gara Nggak Bisa Tidur

Ini tulisan setelah sekian lama absen emang niatnya nggak murni. Gara-gara nggak bisa tidur, melolotin timeline twitter dan jadi kepikiran banyak hal. Mau share di path ato twitter kepanjangan, nggak enak takut nyampahin dan ganggu orang.

Lalu keingetan kalo saya punya tong sampah pribadi disini. Tempat buang isi otak, biar gak jadi jerawat. Hihihi..

Kali ini saya bukan mau nulis tentang kehidupan pribadi. Saya mau curhat sebagai anak bangsa. Yang bingung, dan sedih liat kondisi tanah air nya belakangan ini.

Jujur ya, saya bukan pemerhati sosial, pengamat politik ato ekonomi, bukan pecinta fanatik sesuatu, yah selama ini cenderung lebih fokus sama urusan diri saya sendiri lah. Kalo sesuatu itu nggak bersentuhan langsung ama idup saya, ya sutra lah ya nggak saya pikirin juga.

Tapi belakangan, sepintas lalu saya menyadari negeri ini semakin semrawut. Nonton acara berita makin males karena cuma bikin miris. Dan malam ini sesuatu membuat saya terusik.

Dipikir-pikir, saya jadi kasian sama pahlawan-pahlawan yang dulu berjuang sampe titik darah penghabisan buat kemerdekaan negeri. Karena sekarang inilah potret negeri yang mereka perjuangkan...

1. Gila Harta
Sebagai orang awam politik, sebagai masyarakat sipil, saya merasa seharusnya orang2 di gedung DPR MPR itu, yang udah di sumpah jadi wakil rakyat itu, bisa saya percayai untuk kehidupan saya yang lebih baik.

Saya nggak ngerti politik. Nggak paham ekonomi makro. Saya nggak tau gimana caranya ngurus negara. Makanya saya percayakan sama mereka yang ahli dan pintar-pintar itu. Lalu saya akan jadi warga negara yang baik, taat bayar pajak, peraturan, dsb. Saya akan patuh pada tugas saya sebagai ibu, untuk mendidik anak saya menjadi generasi penerus yang baik.

Sekarang, saya kehilangan itu semua. Saya nggak bisa percaya sama siapapun disana. Saya kehilangan sosok pemimpin. Nggak aneh negara jadi ancur lebur begini, lha wong wakil-wakilnya lagi sibuk memperkaya diri sendiri. Kampanye-kampanye menjelang pemilihan itu bullshit, karena semua akan bubar jalan setelah ada sosok terpilih.

Lembaga yang menurut saya paling aman dari korupsi pun ternyata terkontaminasi. Yap...Departemen Agama. Bayangkan, pengadaan Al-Quran pun di korupsi, mereka udah nggak takut sama Presidennya Alam Semesta. Apalagi sama kita2 ini rakyat yang di anggap bodo dan bego gatau apa-apa.

Setiap nonton berita, saya merasa di bego2in sama pemerintah. Sok sok bertindak ini itu padahal ujung-ujungnya korupsi lagi pak. Bapak-bapak makin kaya kita kita makin kegencet pak. Anak istri bapak nggak nyaman sama.Indonesia bisa ngabur keluar negeri. Lah kita???

2. Kemakmuran
Bukan....maksudnya adalah ketidak makmuran lah yang mengawali segalanya jadi begini.

Kalo orang uda makmur sejahtera, dijamin dia gakan macem-macem. Karena secara naluriah setiap orang akan menjaga zona nyamannya baik-baik.

Skr?
Orang-orang dikit-dikit demo, ngerusak sana sini, anarkis. Intinya adalah caper. Cari perhatian. Pengen di denger sama pemimpinnya. Karena kita semua sadar kita nggak punya kuasa apa-apa. Tapi si pemimpin juga nggak perhatian sama kita, makanya cari perhatian dengan bertindak aneh-aneh. Sialnya, setelah tindakan itu, perhatian nggak dapet, nyusahin orang banyak iya. Dosa iya.

Tuntutan akan kebutuhan hidup juga yang memaksa banyak orang ngambil jalan pintas. Tindakan kriminal meningkat. Ya gimana..butuh makan.

3. Kehilangan identitas diri
Kebanyakan masyarakat indonesia kayaknya skr udah kehilangan identitas diri. Galau di bombardir globalisasi. Bahkan anak-anak pun kehilangan jati diri mereka karena serbuan gadget.
Bayangin, ada anak umur 5 taun merkosa temennya yg umur 3 taun. Gimana itu ceritanya??
Lalu ada anak sd gantung diri karena nggak dikasih uang jajan?

What the heck is goin' on here???

Ada kepala sekolah perkosa anak didiknya. Pendidik macam apa itu?
Dilain pihak ada pendidik yang benar-benar pendidik dan cuma digaji 30rb per bulan.

Ya Allah....

Saya takut, dan sedih

:'(

Surat untuk Pak Presiden :'(

Dear Pak SBY,

Kenapa jadi gini pak?

Korupsi dimana-mana, Krimimalitas meningkat, Dunia pendidikan carut marut, Kemiskinan merajalela. Saya takut pak.

Anak saya masih kecil pak, saya takut, apa yang akan ia hadapi ketika ia besar nanti?

Kasian pak, nanti ketika dia belajar sejarah, lalu mendapati negerinya adalah salah satu negeri terkorup.

Padahal saya ingin dia bangga sama negerinya. Negeri yang kaya dan makmur. Gemah Ripah Loh Jinawi. Jamrud Khatulistiwa. Indah ya pak?

Pak, saya nggak ngerti apa-apa soal politik, soal ekonomi negara, apalagi soal hukum. Makanya saya ingin percaya sama wakil-wakil rakyat. Tapi apa yang saya lihat di berita ternyata membuat saya nggak bisa lagi percaya.

Saya harus percayakan masa depan negeri ini sama siapa pak?

Saya sedih, karena kehilangan sosok panutan dan pemimpin.

Bapak kemana saja?

Karena kami nggak punya kuasa, suara kami keciiiiiiiiilllll sekali di negeri yang luas ini. Bukankah harusnya bapak/ibu disana yang menyuarakan isi hati kami pak? Rakyat kecil ini?

Tapi kenapa hidup makin menekan kami dari hari ke hari? Jurang kesenjangan sosial makin tajam ya pak

Bapak Presiden yang terhormat,
Saya takut pak,
Kalau suatu saat negeri ini semakin berantakan dan tidak lagi layak untuk ditinggali, untuk masa depan putri saya, saya nggak punya uang untuk pergi keluar negeri, seperti anak cucu bapak.

-dari seorang ibu, yang khawatir-