Tuesday, August 18, 2009

Hati saya bukan bola lampu...

someone told me this morning,
"jangan dulu gantiin posisi aku di hati kamu..."

lantas saya menjawab,
"memang kamu tak kan terganti..."

Ini bukan gombalisme sodara-sodara. Ini bukan cuap-cuap semata. Memang itulah yang ingin saya katakan, memang seperti itulah pandangan saya tentang hati.
Buat saya, hati bukanlah bola lampu, yang kalau pijarnya sudah padam, lantas bisa kita ganti sesuka hati dengan yang baru, yang pijarnya lebih terang. Tidak. Jelas hati saya tidak seperti itu.
Hati saya juga bukan seperti baju bekas pakai. Yang kalau sudah kotor, bisa saya copot, lantas dilempar ke keranjang cucian. Nanti saya bilas bersih-bersih, kalau sudah bersih, wangi, baru bisa saya pakai lagi. Lama-lama si baju akan semakin usang, kotorannya pun semakin sulit dikucek, bajunya akan saya buang atau saya sumbangkan ke panti. Bukan. Jelas hati saya bukan itu.

Hati saya dan seisinya, kalau di umpakan, barangkali terpecah menjadi ribuan keping memory yang tersimpan. Memory ini muncul dari setiap detik yang saya lewati, setiap desah nafas, tentang hal-hal yang saya lihat, kejadian yang saya alami, orang-orang yang datang dan pergi.

"Setiap detik yang terlewat, banyak orang datang. Mereka singgah sejenak dan meninggalkan jejak. Lalu saya tak pernah lagi sama seperti sebelumnya"

Iya, ribuan keping memory itulah yang membentuk diri saya. Ribuan keping yang masuk menyusup dari setiap detik dalam hidup saya. Ribuan keping ini terpecah menjadi berbagai ukuran. Sebagian besar mungkin tak lebih dari serpihan. Sebagian lagi lebih besar dari yang lain. Tergantung seberapa besar memory itu mempengaruhi hidup saya, atau seberapa sering ia muncul. Serpih-serpih ini akan selalu ada, sampai kapanpun melayang menyesaki sudut-sudut hati saya.

Kalau kaitannya dengan orang-orang yang datang dan pergi dalam hidup saya, sekecil apapun serpihannya, tak pernah ada yang terganti. Tak satupun. Saya rasa hati saya adalah sebuah ruang tanpa dimensi, dengan ukuran tak terbatas. Tak ada yang bisa keluar dari sana, tapi jelas bertambah banyak dari waktu ke waktu. Tentang mereka-mereka yang pernah mengisi ruang hati ini, mereka yang mengajari saya tentang cinta, tentang menenggang rasa, tentang rasa, tentang berbagi, tentang hubungan anak manusia, seperti adam dan hawa. Mereka yang membuat saya tersungkur di dunia makhluk-makhluk berkromosom x. Jati, BeruangKutub, 'Caya. Serpih-serpih memory tentang kalian akan selalu ada. Memang tak kan pernah bisa terganti, dan selalu punya tempat sendiri. ^_^

Kok bisa gitu ya? Ya iyalah. Bayangkan, kalau saya harus menggantikan posisi orang-orang yang pernah ada lebih dulu, dengan mereka yang baru datang. Saya tak pernah merasakan hal yang persis sama pada dua individu. Sama seperti tak ada dua atom yang persis serupa di dunia ini. Iya, tak pernah ada sedetik pun yang saya lewatkan, sama seperti detik sebelumnya atau sesudahnya. Agak susah menjelaskan ini, saya kurang pandai mengungkap rasa. Intinya, bagaimana mungkin saya bisa menggantikan serpihan memory di hati saya?? Itu mustahil. Rasa sayang, iba, senang, nyaman, marah, bahkan benci yang saya rasakan, tak pernah saya rasa sama pada dua individu. Setiap orang, setiap memory, punya porsinya sendiri.

Tentang mereka yang baru datang. Ya, banyak yang datang, tinggal cukup lama, kini hadir nyaris setiap waktu, dan mengukir jejaknya sendiri. Ada yang kemudian pergi, beberapa tidak. Sebagian besar hanya berupa kepingan mungil, yang lain bahkan serpihannya nyaris tak terlihat. Beberapa cukup besar, dan diantaranya ada yang paling besar. Iya, saya akui, si kuya ngora itu, memang mengukir serpihan yang cukup besar. Hampir sama seperti tiga sebelumnya.

Hati saya, luas tak terbatas

Love,

del-gds

Friday, August 14, 2009

Aroma cat basah

Tau ngga aroma yang menyengat kalo kita ada di ruangan yang baru di cat ulang? Aroma cat tembok yang masih basah?

For me, it smells like a brand new something . . . dan saya suka sekali aromanya

Kantor lagi di renovasi besar-besara, dan di beberapa bagian kayaknya udah nyampe tahap finishing, yang mana udah nyampe tahap painting. Wanginya enak, menggelitik idung gw! Hihihi…
Entah kenapa ya, tapi setiap kalo menghirup aroma ini, serabut fantasi di kepala gw langsung bereaksi di atas normal, dan membawa gw trance seketika ke dunia khayalan gw! Halaaahh…

Aroma cat basah ini mengingatkan gw akan hal-hal yang belum pernah gw jamah, yang baru, yang berbau petualangan, dan tantangan! I love challenge! Hal-hal ini, walau kadang cuma awalnya aja, tapi gw pasti bakalan over excited menghadapinya. Kadang juga aroma ini membawa gw ke satu situasi atau suasana yang pada saat itu paling bikin gw nyaman.

Sejak beberapa hari yang lalu, setiap kali melewati bagian kantor yang ini, gw tiba-tiba aja ada di tempat lain selama beberapa detik. Gw ngebayangin, gw ada di sebuah ruangan kosong yang luaaasss banget. Ruangan ini masih baru, belum pernah ditempati oleh siapapun dan apapun, masih baru. Bersih dan dingin, menunggu untuk diisi, menunggu dekorasi, menunggu ‘dihangatkan’. Gw ngebayangin, sedikit suara gw akan bergaung keras di dalamnya. Gw ngebayangin, pada saat itu gw lagi duduk ditengah-tengah ruangan kosong itu. Duduk diam sendiri, menikmati keheningan. Atau gw lagi berbaring terlentang dan lantainya yang dingin, memandang lurus ke langit-langit, kedua tangan rebah melebar dikanan kiri gw. Ruangan yang hanya ada di kepala gw ini, berlantaikan keramik putih bersih, dengan ukuran 30 cm x 30 cm…;p cat temboknya baruuuuu saja kering, aroma cat basah itu belum hilang benar, warnanya putih, atau krem pucat. Di salah satu dinding ruangan persegi itu terbentang jendela yang besarnya hampir sebesar dinding itu sendiri. Kusen-kusennya berwarna putih terang. Jendela besar ini membuat semburat cahaya matahari masuk menerangi sudut-sudut tergelap ruangan sunyi ini. Dari balik jendela, saya melihat deretan pohon pinus yang semakin jauh saya lihat semakin pekat hitam. Di dekat sini sepertinya ada sungai kecil, karena saya mendengar gemericik aliran air saat berbenturan dengan batu-batu.

Hmm…yang saya ingat, pada saat itu rasanya bebas, lepas, dan tenang! Sunyi, saya pejamkan mata, seketika yang terdengar hanya hembus angin dan suara air di kejauhan! Aah…nikmatnya!
Dalam waktu beberapa detik itu, saya telah berjalan-jalan jauh ke sebuah rumah putih di tengah hutan pinus. Kalau saya berdiam diri beberapa detik lagi, saya yakin saya akan merasakan dingin embun dan ranting-ranting pinus yang berjatuhan di kaki saya. Saya pasti sudah berjalan jauh ke dalam hutan!

Hahaha…dasar tukang ngehayal!

Biarin ah, hanya di dunia-dunia imajiner itulah gw kadang bisa bener-bener merasakan dan menumpahkan rasa.

Love,

Del_gds

Thursday, August 13, 2009

an easy way to closed…for guy! ;)

Pagi ini gw menyadari satu hal. Well, sebenernya sih udah lumayan lama nyadarnya, cuma baru sekarang aja bener-bener ngeh.

Ini dia analisa gw sodara-sodara:

Tidur

Adalah sebuah alasan singkat dan sederhana yang biasanya dipake cowo2 untuk cabut dari obrolan yang menurut dia basi nan membosankan

Contoh konkritnya tertuang dalam kata-kata; “masih ngantuk, mau tidur lagi aaahh…” atau “eehh…udah di dunia nyata ini teh? Kirain masih mimpi?? Yaudah mimpi lagi aahh…” atau “masih tidur…zzzzz” saat kita bertanya, “lagi ngapain? Udah bangun belum?”

Cara-cara picik kaum cowo ini kadang nggak disadari ama si cewe. Buat cewe-cewe normal, cara ini bisa jadi sangat ampuh. Catet ya, cewe-cewe normal yang nggak punya kecenderungan untuk jadi psychopat atau mereka yang nggak ngerti makna dibalik sederet kata-kata ituh (halaaahh…)
Jadi, buat perempuan-perempuan normal, setelah si cowo ngeluarin kata-kata andalan itu, cewenya nyadar dan langsung bilang “Oh…mau tidur ya? Yaudah deh, maaf ya ganggu! Met tidur…” dst, dsb, dsj, dll. Walopun pada saat itu sebenernya sang cewe masih pengen ngobrol or something. See? Dan keinginan si cowo pun tercapai, dia bebas dari kewajiban untuk dengerin cewenya ngoceh. Ngebetein bener nih emang yang model-model begini! Apalagi buat tipe-tipe cewe kayak gw yang doyan banget ngoceh dan cerita ini itu.

But somehow, gw juga seringkali menggunakan cara ini untuk cabcus dari percakapan atau situasi basi dimana gw ngerasa nggak nyaman. Nggak selalu juga ya kalo gw bilang ngantuk itu brarti gw ngibul lho! Tolong ya yang ini juga dicatet!! ;p

Contohnya gini, dalam sebuah percakapan melalui media Short Messaging Service (SMS), ketika gw mulai bega dan males dengan percakapan nggak penting ini, gw akan mulai bertanya pada kawan sms-an gw; “kamu sekarang mau ngapain?” dan si lawan bicara bakalan jawab, “lagi bla…bla…bla…” dan akhirnya balik nanya, “kalo kamu?”, ini dia kesempatan gw, yang mana akan langsung gw samber, “ngantuuuukkk…capee! Mau tidur ah!”

Dan…it did really work!! Percakapan basi itu pun berakhir sudah! HAHAHA…
Sekali lagi, cara ini cuma berlaku buat orang-orang yang cukup tau diri dan ngerti arti tersirat dari sebuah kalimat. Tapi buat mereka yang ga ngerti itu, alias “neuktreuk” kalo bahasa jermannya! ;p…cara ini bisa jadi malah jadi blunder lho! Pada saat mereka nerima kalimat ngeles itu, yang ada malah balik meradang dengan kalimat-kalimat seperti “kamu udah males ngobrol sama aku?” atau “Kamu udah gasuka ya ngobrol sama aku?” ujung-ujungnya, “Kamu udah ngga sayang ya sama aku?” halaaah…cuaappeeee deh! Heuheuehe….;p

Ini judulnya analisa sotoy! Hahaha…

Eniwei, cara ini udah pernah gw praktekin ke 1 orang cowo dan satu orang cewe. Dan…dua duanya gagal! Ugh…>.<>

Monday, August 10, 2009

Somebody has just turn on the lamp in my head...

pikir...pikir...pikir...


klik


seperti ada yang menyalakan lampu terang di kepala saya, seseorang telah menyalakan cahaya, membuat saya melihat apa yang tidak saya lihat beberapa bulan terakhir ini


gw bener-bener berpikir dan mencari. Seriously, gw sangat merasa ada yang salah dengan diri gw akhir-akhir ini. gw merasa ada yang salah. ada yang hilang. beberapa bulan kebelakang ini gw merasa absurd dan bingung sendiri dengan diri gw. sibuk nyari2 the missing link itu! berbulan-bulan...dan sore ini, gw sepertinya nemuin apa yang gw cari...
hmm...gw sepertinya takut menjadi diri sendiri, takut ngungkapin apa yang gw mau, takut salah, takut ga boleh. entahlah. ini masih praduga, sepertinya sih kayak gitu! kalo mau diomongin lebih halus, mungkin gw terlalu mikirin perasaan orang lain. maksud hati gw pengennya ngejaga perasaan, yang ada malah nyakitin krn gw palsu. ah...salah lagi kan gw??

kayaknya stuck yang gw alami ini lebih berkaitan dengan perasaan takut itu sendiri, karena takut dengan anggapan orang, gw akhirnya nggak berani ngungkapin apa yang gw pikirin, gw jadi banyak nyembunyiin apa yang gw pikirin, ujung-ujungnya ya gw susah untuk nulis, bingung dengan apa yang mau gw tulis, karena gw terbiasa nulis sejujurnya. gw rasa gw lebih jujur kalo bentuknya tulisan, itu sebabnya gw lebih suka menuangkan pemikiran-pemikiran gw dalam bentuk tulisan. entah ya, tapi gw rasa lisan gw memang lemah, dan seringkali jadinya kayak blunder bwt gw.

contoh, satu hal yang membuat gw nggak berani jujur adalah, tentang orang-orang, mayoritas kaum adam, yang gw lihat setiap hari, yang wara wiri setiap hari di hidup gw. mau nggak mau, paradigma gw tentang peranan cowo dalam kehidupan perempuan pelan-pelan berubah. gw melihat bagaimana mereka bersikap, menimbang, dan mengambil keputusan. mau nggak mau juga gw membandingkan dengan apa yang gw punya.
gw akhirnya ngerti kenapa 'caya masih bertanya-tanya dan masih bingung dengan keputusan gw ini. dia masih nggak ngerti kenapa gw harus ngambil langkah ini, memilih untuk mengatasi semuanya sendiri. iya, jelaslah dia bingung...karena gw nggaj pernah bener-bener berhasil ngungkapin pikiran gw yang ini. istilahnya 'caya sih nggak jujur katanya. padahal ya gw berusahaaaa banget untuk jujur. tapi emang pada dasarnya gw nggak tau dan belum jelas dengan perasaan dan pemikiran gw yang ini.
kalo ada yang bingung baca post gw ini, bersyukurlah karena ia membacanya sekarang. coba kalo gw nekat nulisnya kemaren-kemaren, gw jamin lebih amburadul lagi deh isinya nih

jadi gini, iya setelah masuk ke lingkungan baru, seperti yang gw bilang tadi, paradigma gw berubah. dan setelah itu, pandangan gw tentang sebuah hubungan, tentang diri gw, tentang menjalani hidup, juga banyak berubah. di titik inilah gw akhirnya merasa too early untuk mikiran merit, atau menjalani sebuah hubungan dengan komitmen. entah kenapa, tapi gw rasa masih jauh sekali buat gw untuk itu. gw liat perempuan-perempuan yang menanggung beban yang nggak lebih ringan dari gw, gw liat gimana mereka berjuang. gw mau seperti itu. gw liat cowo-cowo yang berjuang keras untuk keluarganya, untuk mewujudkan mimpinya, dan banyak hal lagi. gw mau lelaki yang seperti itu.

gw dan 'caya, yang akhirnya terlihat sama gw adalah, masih jauh sekali kita untuk sampai kesana. buat gw, nggak dia, atau gw nya sendiri pun belum siap untuk menjadi seperti yang gw mau. kita berdua harus mengejar banyak hal. 'caya pasti bilang, "kenapa harus sendiri sih? kan bisa bareng aku?" untuk yang ini, gw cm bs bilang, hati dan otak gw meyakini, gw hanya bisa mencapai "gw" yang ingin gw kejar, sendirian. gw akhirnya cuma bisa bilang, gw terbebani dengan komitmen itu sendiri, dengan ikatan...

gw bukannya nggak yakin 'caya akan bisa menjadi lelaki yang gw mau. dia bisa, someday! kalo emang dia adalah jodoh gw, akan kesempatan buat dia untuk membuktikan ke gw, ke ortu gw, bahwa dia bisa menjadi seperti yang gw mau, yg diharapkan keluarga gw. tapi, sekarang masalahnya adalah gw. gw nggak yakin gw bisa jadi yang terbaik buat dia, dan orang-orang disekeliling gw. kalo gw terikat dengan status dan komitmen, gw merasa proses perkembangan diri itu akan terbatas. gw nggak takut salah, karena pasti akan selalu ada proses belajar dan hikmah dibaliknya. makanya gw memilih untuk sendiri.
susahnya adalah membuat orang lain mengerti dengan pemikiran ini. susahnya adalah bagaimana membuat orang tidak menyalahkan atau membenarkan pemikiran ini.

tentang jodoh, gw, sekali lagi memilih untuk pasrah. entah 'caya yang nanti akan gw temukan lagi, saat kami berdua sudah sama-sama siap, atau dia yang nanti menemukan gw. atau orang lain yang menemukan gw, atau yang gw temukan. setaun, dua taun, tiga taun, atau bahkan beberapa bulan lagi, gw nggak tau. nggak patokan atau rencana tentang ini. sejujurnya, mimpi dan rencana-rencana gw kearah ini sudah memudar sejak berbulan-bulan lalu.

dan akhirnya, yang membebani gw beberapa bulan terakhir adalah ketidakmampuan gw untuk jujur tentang ini. ketidakberanian gw untuk mengungkapkan ini. gw nggak bohong tentang apa yang gw rasakan ke 'caya. iya, gw msg syg dia. iya, gw msh menyayangi kebersamaan kami. iya, gw msh peduli ttg dia. tapi sekali lagi, pemikiran gw & keinginan ini menang. maka gw pilih jalan ini

mungkin ini adalah ungkapan hati gw yg paling jujur selama beberapa bulan terakhir ini. semoga dengan ini gw lebih ringan. gw merasa kehilangan diri gw, dan semoga dengan ini gw bisa nemuin lagi bagian diri gw yang ilang.


cheers,


del_gds




boleh ngga sih saya merasa jenuh?

kenapa sih saya ini?

sekarang saya merasa tertekan dan stress kalo disuruh ngadepin selembar kertas kosong, mw kertas dalam bentuk konvensional alias lembaran, atau bentuk digital seperti ini. kenapa harus stress?

karena setiap kalo saya selalu bingung mau nulis apa. kening saya harus berkerut-kerut lama, mikirin mau nulis apa. bukannya karena gada bahan lho ya? banyak banget sebenernya yang pengen saya share di blog, twitter, plurk, facebook, tapi ya itu tadi, nggak ngerti gimana cara ngungkapinnya. padahal sebelumnya ngga pernah tuh ada case kayak gini. yang ada dulu tuh gw repot ngebendung cerita2 gw biar setiap post tuh path-nya tetep jelas...

sekarang? susah...entah kenapa...

dan saya agak sedikit stress dengan ini. dari dulu, nulis adalah pelarian saya. di kala senang, di kala sedih, di kala susah, di kala saya nggak punya temen buat cerita, atau bingung gimana cerita ama orang, saya pasti tuangkan semua dalam tulisan. nulis itu seperti bernafas buat saya. sekedar coretan iseng, satu atau dua kalimat setiap hari, pasti ada yang tertuang dari jejak langkah saya tiap hari. menulis membuat saya merasa ringan, beban saya berkurang. buku buat saya seperti pensieve buat dumbledore...

sekarang? adalah titik dimana saya sangat perlu menulis...

sekarang adalah rentang waktu dimana saya menghadapi sesuatu yang cukup berat buat saya. sesuatu yang banyak didalamnya tidak akan sanggup saya ceritakan dalam lisan. tapi di titik ini justru saya seperti kehilangan kemampuan utk menulis.

itu makanya saya sedih. itu makanya saya bingung. itu makanya saya stress. karena sekarang saya kehilangan media utk menuangkan segala lelah dan beban. saya sendiri bingung kenapa bisa seperti ini? kenapa saya begini? gimana awal mulanya? saya juga bingung..

sekarang?..
saya sedang mencari dan belajar lagi menuangkan ide dan kisah. sesepele apapun, sependek apapun, sekecil apapun, saya ciba tuangkan. semoga bisa...

mohon doa,

saya yang bingung...

del_gds